Saturday, August 26, 2017

MEMBANGUN KELUARGA

                                       

         MEMBANGUN KELUARGA

  1. RUMAH TANGGA SEBAGAI PUSAT KETENTRAMAN BATIN DAN JIWA

    Seharusnya rumah tangga itu dapat menjadi pusat ketentraman hati dan ketenagan jiwa. Sehingga ketika suami telah bersimbah peluh karena kerja keras ia akan selalu merindukan untuk pulang kerumah. Karena rumah tangga adalah sumber ketenangan dan ketentraman yang tidak akan diperoleh dalam hiruk pikuknya dunia kerja sehari-hari.

    Demikian pula, sepatutnya seorang anak begitu rindu utuk pulang kerumah karena disana ia dapati ibu dan ayah bagaikan air pelepas haus dikala dahaga. Sepatutnya pula seorang istri selalu merasa aman, nyaman, dan tentram berada dirumah untuk menikmati perjumpaan dengan suami dan anak-anaknya. Sehingga semua anggota keluarga menjadi pusat ketentraman batin dan ketenangan jiwa.

    Namun kenyataannya tidak sedikit suami yang enggan pulang kerumah lantaran sikap istri dan anak-anaknya. Juga bagaimana sikap anak-anak yang enggan pulang karena merasa di luar rumah mereka mendapatkan kebahagiaan dan kebebasan berekspresi. Mengapa semua itu bisa terjadi? 

    Padahal kalau diperhatikan, mereka telah memiliki rumah mewah, luas, harta berlimpah, dan status sosial yang tinggi. Ternyata ketentraman dan ketenagan jiwa itu hanya akan ditemui dengan satu-satunya jalan. (QS.Ar-rad:28)                                                                                                                                                                    الابذكرالله تطمئن القلوب 

    Artinya: Hati ini hanya tenang dan tentram jikalau ingat pada Allah SWT.

    Dengan kata lain, rumah tangga yang dibangun  tanpa mengingat Allah, tanpa mengenal Allah, tidak taat pada Allah makam sebanyak apapun harta, setinggi apapun jabatannya, tidak akan pernah bisa membeli ketentraman jiwa.karena dunia ini isinya tidak pernah cocok dengan hati, dia hanya cocok untuk kebutuhan duniawi belaka.

    Oleh karena itu, rumah tangga yang barokah itu adalah rumah tangga yang tujuannya adalah Allah SWT. yang hari-harinya diisi dengan kesungguhan untuk mendekat kepada Allah, yang hartanya dicari lewat jalan Allah dan dinafkahkan di jalan Allah. Itulah rumah yang disukai Allah, yang isinya tidak membuat murka Allah. Rumah tangga yang menjadikan Allah sebagai tujuan, pegangan pergantungan hidupnya dan dibuktikan deengan ketaatan. Inilah rumah tangga yang benar-benar akan merasakan ketentraman.

    Untuk itu, pastikan rumah tangga selalu rindu untuk mengutamakan kemuliaan dihadapan Allah SWT kelak disurga. Amiiin.

    2. RUMAH TANGGA SEBAGAI PUSAT ILMU

    Rumah tangga yang ditingkatkan derajatnya oleh Allah SWT ternyata bukan rumah tangga yang memiliki status sosial tinggi. Tak jarang kedudukan tinggi itulah yang menghinakan.

    Tidak jarang pula kekayaan yang banyak akan membuat sebuah rumah tangga DIMISKINKAN oleh keinginan-keinginan, diperbudakkan oleh apa yang dimiliki.

    Kegigihan sebuah rumah tangga dalam menuntut ilmu, kegigihan rumah tangga dalam memperkaya ilmu, kegigihan rumah tangga dalam meluaskan ilmu adalah kekayaan yang teramat berharga. Karena orang yang tidak punya ilmu seperti orang yang main film atau sinetron tapi tidak membaca skenario.

    Percayalah, rumah tangga yang kurang ilmu adalah rumah tangga yang hanya akan akrab dengan sikap emosi, jauh dari kearifan dan mengandalkan kekerasan. Padahal rumah tangga seperti ini kian hari akan bertambah masalahnya, bertambah kebutuhannya maka bertambahlah potensi konfliknya. Maha suci Allah yang menjanjikan kemuliaan hanya bagi orang yang berilmu.

    3. RUMAH TANGGA SEBAGAI TEMPAT NASEHAT

    Rumah tangga yang bahagia itu adalah rumah tangga yang dengan sadar menjadikan kekayaan dalam nasehat dan menasehati. saling memperbaiki, serta mengoreksi dalam kebenaran dan kesabaran. Apabila rumah tangga tidak saling menasehati maka rumah tangga bagaikan cermin, dan menjadikan anggota keluargaanya lebih baik dari hari ke hari.

    4. RUMAH TANGGA SEBAGAI PUSAT KEMULIAAN

    KHOIRUNNASI ANFA'UHUM LINNAS. "sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya." Maka demikian pula sebaik-baik keluarga adlah keluarga yang paling banyak manfaatnya. Oleh karena itu bulatkan tekad, pastikan kita jadikan rumah tangga kita benar-benar bagai cahaya matahari. Ia menerangi kegelapan, menumbuhkan bibit-bibit, menyegarkan yang layu, selalu dinanti orang, lentera kebahagiaandan membuat gembira yang terkena tebaran cahayanya.

    Jadikan rumah tangga kita yang anggota keluarganya terdiri dari orang-orang sholeh yang doanya bisa menjadi cahaya bagi kubur dan syafa'at di akhirat kelak. Tiada yang diucapkan tentang kelurga kita selain kebaikan, tiada yang ditiru selain kemuliaan, tiada yang diperbincangkan selain kehormatan. Percayalah, harta tidak akan menjamin masa depan kita, namun amal sholeh yang bisa kita harapkan. Insya Allah.