Wednesday, February 7, 2018

SUPERMOON




Gerhana bulan terjadi ketika bulan tertutupi oleh bayangan bumi. Orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips sehingga jarak Bumi dengan Bulan selalu berubah, dan saat bulan berada di titik terdekat (perigee) dengan bumi bertepatan dengan bulan purnama, terjadilah supermoon.
Gerhana bulan pada 31 Januari 2018 nanti terjadi saat bulan berada dalam konfigurasi supermoon dan blue moon. Dikutip dari keterangan tertulis, LAPAN menyatakan bahwa 3 fenomena terjadi di waktu yang sama ini terakhir kali bisa diamati pada 31 Maret 1866 atau 152 tahun yang lalu. 
Peristiwa alam nan bersejarah, yakni tiga fenomena bulan akan berlangsung pada Rabu (31/1/2018). Supermoon, bulan biru, dan gerhana bulan akan berlangsung dalam satu malam. Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyebutkan gerhana bulan akan berlangsung selama 5 jam 20,2 menit, tepatnya dari pukul 17.49 WIB hingga 23.09 WIB.
Banyak mitos yang beredar supermoon bakal berdampak buruk terhadap kesehatan. Faktanya, tak ada pengaruh kesehatan yang dari fenomena supermoon, mungkin selain kurang tidur karena asyik menyaksikan peristiwa langit itu hingga larut malam.
Sejak zaman romawi, ada anggapan bulan purnama identik dapat membuat perilaku manusia menjadi aneh dan gila. Namun, para ahli tak menemukan bukti hubungan dengan kesehatan.
Teori ini berangkat dari hipotesis gravitasi yang mempengaruhi air laut dan membuat pasang naik. Begitu pula dengan tubuh manusia yang terdiri dari 55 sampai 60 persen air. Supermoon akan mempengaruhi tubuh meski tidak signifikan dan tak berarti apa-apa.
Teori ini menyatakan kecerahan bulan purnama bakal mempengaruhi durasi dan kualitas tidur yang akan membuat suasana hati menjadi buruk dan perilaku tak menentu. Sebuah studi menemukan bahwa orang rata-rata tidur 19 menit lebih sedikit saat bulan purnama karena cahaya yang terang.
Namun, Duffy menyatakan efek supermoon terhadap tidur tak begitu kentara. Menurut Duffy, lebih besar pengaruh dan bahaya cahaya dari telepon seluler ketimbang cahaya supermoon.
 Indonesia beruntung bisa menikmati fenomena super blue blood moon
Beberapa bagian dunia tidak bisa secara langsung menyaksikan peristiwa astronomi spektakuler tersebut. London dan Afrika Selatan misalnya, tidak kebagian jatah melihat super blue blood moon sedikit pun.
Ada pula negara yang justru menikmati fenomena ini bukan pada malam hari, melainkan pada  pagi hari, seperti bagian barat Amerika Utara, Alaska, dan Kepulauan Hawaii.
Nah, Indonesia dan beberapa negara di Timur Tengah, Asia, Rusia Timur, Australia, dan Selandia Baru termasuk yang beruntung karena bisa menyaksikan fenomena ini secara maksimal.
 (https://news.com)

No comments:

Post a Comment